Kamis, 05 April 2012

INTERMEDIASI PERBANKAN SUMUT TREN MENINGKAT

MEDAN (Berita): Aset perbankan Sumatera Utara pada bulan Pebruari 2012 tercatat sebesar Rp160,20 triliun, meningkat 1,36 persen dibanding bulan sebelumnya sebesar Rp158,05 triliun. Tren peningkatan aset dipicu oleh pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) dan penghimpunan kredit perbankan.

“Meningkatnya aset perbankan menunjukkan bahwa proses intermediasi perbankan Sumatera Utara berada pada tren yang meningkat pula,” kata Mikael Budisatrio, Kepala Bidang Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia (BI) Regional Sumut-Aceh kepada wartawan di kantornya Selasa (3/4).

Ia menjelaskan, aset sebesar Rp160,20 triliun itu terdiri dari aset bank konvensional Rp153,68 triliun dan bank syariah Rp6,52 triliun. Sementara itu, dana pihak ketiga (DPK) perbankan Sumut juga mengalami peningkatan sebesar 01,49 persen (mtm) menjadi Rp128,05 triliun dibanding Januari sebesar Rp126,17 triliun. Kebanyakan berupa DPK bank konvensional sebesar Rp123,54 triliun dan bank syariah Rp4,51 triliun. “Pertumbuhan ini tidak terlepas dari peningkatan pada komponen DPK terutama tabungan,” katanya.

DPK Pebruari 2012 itu terdiri dari, tabungan sebesar Rp53,42 triliun, naik 2,30 persen dibanding posisi Januari sebesar Rp53,42 triliun. Deposito Rp52,03 triliun, naik 0,56 persen dibanding Januari sebesar Rp51,74 triliun. Giro sebesar Rp21.37 triliun, naik 1,71 persen dibanding bulan sebelumnya Rp21,01 triliun. Meski saat ini perbankan Sumut didominasi perbankan konvensional (96,48 persen dari total DPK), namun pertumbuhan DPK perbankan syariah dibanding tahun lalu juga meningkat pesat hingga mencapai 54,55 persen. “Tren penurunan suku bunga terutama untuk komponen tabungan dan deposito tidak berpengaruh signifikan terhadap penghimpunan DPK perbankan,” jelasnya.

Sebab hal ini menunjukkan bahwa instrumen tabungan dan deposito masih menjadi pilihan masyarakat kendati terjadi penurunan tingkat suku bunga atau imbal hasil. Faktor keamanan dalam instrumen tersebut diperkirakan menjadi pertimbangan penting bagi masyarakat untuk menyimpan dana.

Ia menambahkan seiring dengan tren penurunan suku bunga kredit perbankan, maka penyaluran kredit mengalami peningkatan dibanding bulan sebelumnya. Tingkat suku bunga perbankan pada priode ini tercatat sebesar 11,69 persen, lebih rendah dibanding dengan rata-asta tingkat suku bunga pada kurun waktu dua tahun terakhir tercatat sebesar 12,05 persen.

Pada Pebruari 2012, jelasnya, nilai nominal penyaluran kredit sebesar Rp106,04 triliun, meningkat 0,92 persen (mtm) atau 16,46 persen (yoy). Share perbankan konvensional sebesar 95,31 persen dan share perbankan syariah terhadasp total kredit/pembiayaan adalah 4,69 persen.

Kualitas kredit perbankan masih terjaga dengan baik yang terlihat dari rasio gross non performing loans (NPLs) pada posisi Pebruari 2012 tercatat hanya sebesar 2,32 persen. Sementara itu, LDR perbankan Sumut pada Pebruari 2012 tercatat sebesar 82,81 persen. Dukungan kredit perbankan terhadasp sektor-sektor ekonomi di Sumut masih menunjukkan peningkatan terutama untuk sektor perdagangan, hotel dan restoran yang mengalami peningkatan tertinggi sebesar 4,57 persen. “Hal ini menunjukkan masih tingginya kinerja sektor-sektor ekonomi di Sumut,”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar